wisnu.my.id - Dahulu kala, ada yang bilang kalau hanya orang kaya saja yang bisa pergi ke luar negeri karena biaya yang harus dikeluarkan untuk perjalanan dan akomodasi tidaklah sedikit. Namun hari ini saya sudah berhasil membuktikan hal itu sudah tidak berlaku lagi di jaman sekarang, jaman yang katanya sudah semakin modern ini. Negara yang saya tuju adalah Singapura, negara tetangga Indonesia, yang hanya berjarak 1005 kilometer dari Jakarta (hasil kalkulasi Google Maps). Walaupun hanya negara tetangga dan tanpa perlu visa untuk berkunjung ke sana, namun sudah cukup bagi saya membuktikan bahwa pergi ke luar negeri itu tidak perlu mahal.
Berbekal tiket pergi-pulang dari maskapai Tiger Airways yang telah dibeli 3 bulan sebelumnya, sabtu pagi (31 Maret 2012, pukul 09:45) saya berangkat menuju negeri Singa yang masih saudara satu rumpun dengan Indonesia. Perjalanan berlangsung sekitar 2 jam, tanpa hiburan di dalam pesawat ataupun suguhan makanan dan minuman yang bisa membuat perut kenyang. Tiket pergi-pulang seharga USD 76 itu hanya memberikan fasilitas satu bungkus makanan ringan, yang beratnya tidak lebih dari 100 miligram. Namun hal itu tidak menjadi masalah, karena dengan harga tiket tersebut sudah termasuk biaya kursi dan saya memilih duduk di samping jendela, agar bisa menikmati pemandangan dari ketinggian selama perjalanan, sambil sesekali saya mengabadikannya dengan kamera saku yang saya bawa.
Pukul 12:40 (waktu Singapura) saya mendarat di Singapore Changi Airport. Antrian imigrasi di dalam bandara ternyata cukup panjang, mungkin karena hari itu adalah akhir pekan sehingga banyak yang ingin berkunjung ke Singapura, dan sekitar pukul 13.00, tiba giliran saya di loket imigrasi. Langsung saya arahkan passport yang dari tadi sudah ada di genggaman tangan untuk diberikan kepada petugas imigrasi. Tak lama setelah itu, sang petugas bertanya kepada saya dalam bahasa Inggris tentang tujuan saya mengunjungi Singapura. Entah itu pertanyaan basa-basi atau memang standar prosedurnya seperti itu, dengan jujur saya jawab bahwa tujuan saya berkunjung ke sana adalah untuk berwisata. Seketika itu juga passport saya yang berada di tangan sang petugas imigrasi distempel dan diberikan kembali kepada saya. Ijin berkunjung ke Singapura selama 30 hari sudah saya dapatkan dengan total waktu antrian sekitar 20 menit, waktu yang sebentar namun cukup melelahkan.
Perjalanan berlanjut ke Merlion Park, tempat patung singa yang merupakan simbol dari negara Singapura berada. Dengan menggunakan MRT, saya turun di stasiun Raffles Place. Mampir sebentar ke gedung Chevron untuk sekedar mengambil gambar, kemudian dilanjutkan ke Merlion Park.
Pemandangan yang cukup indah bisa disaksikan dari kawasan Merlion Park. Tak hanya patung singa yang mengeluarkan air dari mulutnya, namun juga ada beberapa gedung yang cukup bagus untuk disaksikan dan dikelilingi oleh sungai yang berair jernih.
Dan memang hanya inilah tujuan saya ke Singapura saat itu, untuk melihat icon negara Singapura. Sampai sekitar pukul 10 malam saya berada di sana. Walaupun pesta laser belum usai, saya harus beristirahat karena besok paginya saya harus kembali terbang ke Jakarta. Semalam di negeri seberang ini cukup memberi kesan berarti bagi saya, di mana saya bisa banyak belajar tentang budaya dan makanan khas di luar negeri sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar